Kena Banjir Parah, Aktor Kevin Andrean Minta Bantuan Presiden Jokowi
TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Kevin Andrean menjadi salah satu korban banjir yang terjadi pada Rabu, 1 Januari 2020. Rumahnya di Vila Nusa Indah 2, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sempat kebanjiran setinggi 4 meter.
Kondisi banjir yang amat parah ini membuat sejumlah tetangga mengungsi ke lantai dua rumah Kevin. "Ada tiga keluarga yang mengungsi di rumah karena tidak punya lantai dua. Semuanya kelaparan, tidak ada bala bantuan makanan di banjir hari pertama karena arus yang sangat kencang sehingga tidak memungkinkan tim SAR mengirimkan perahu karet ataupun makanan," tulis Kevin Andrean di Instagram pada Jumat, 3 Januari 2020.
Kondisi kompleks perumahan Vila Nusa Indah 2 yang ditempati aktor Kevin Andrean saat banjir pada Rabu, 1 Januari 2020. Instagram kev_andrean
Rumah Kevin Andrean dan tetangganya terendam selama tiga hari. "Alhamdulillah sudah surut dan bala bantuan seperti makanan, minuman sudah ada," tulisnya. Hanya saja, lumpur yang begitu tebal hingga setengah betis orang dewasa masih tersisa dan sulit dibersihkan. "Akses jalan menuju depan rumah belum bisa dilewati karena lumpur yang tebal," tulisnya.
Pemain film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, ini sampai me-mention Presiden Jokowi, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tempat tinggalnya yang belum juga mendapatkan bantuan sampai saat ini. "Kami butuh bantuan teknik, tenaga, dan dana," tulisnya.
Kevin Andrean makan di depan rumah di Vina Nusa Indah 2, Bogor, Jawa Barat, yang terendam banjir setinggi 4 meter pada Rabu, 1 Januari 2020. Instagram kev_andrean
Dia berharap keluarganya dan warga Perumahan Villa Nusa Indah 2, Kelurahan Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, segera mendapat bantuan untuk membersihkan sisa lumpur banjir tersebut. "Saat ini kami tinggal menunggu pemerintah Kabupaten Bogor, pemerintah Jawa Barat, dan Pemerintah Pusat dengan sabar membantu memulihkan akses jalan, karena tidak bisa hanya mengandalkan tenaga ataupun kemampuan masyarakat untuk menyelesaikannya," tulisnya.