VIRAL !! Berhasil Perkosa 159 Pria, Ternyata Begini Cara Reynhard Sinaga Jerat Korban
Liputan6.com, Manchester - Reynhard Sinaga dianggap sebagai "pemerkosa paling produktif" di Inggris. Selama beberapa tahun, sampai ia ditangkap pada tahun 2017, ia mencari lelaki muda sebagai mangsanya.
Princess Street, di jantung pusat kota Manchester, jarang kali terlihat sepi.
Jika Anda menyusurinya dari balai kota Victoria yang mengesankan di Albert Square, melewati bar, toko, restoran, dan gudang tekst, Anda mencapai perbatasan dua tujuan paling populer - Chinatown dan Gay Village.
Di luar itu, Anda tiba di jalan yang dibatasi oleh klub malam - Factory, Fifth, Joshua Brooks, tempat populer yang jadi bagian besar dari kehidupan malam kota yang semarak.
Lantaran lokasinya yang dekat dengan dua universitas di kota, jalan ini juga merupakan area yang populer untuk akomodasi siswa.
Reynhard Sinaga, seorang mahasiswa pascasarjana 36 tahun, telah menjadikan kota Manchester sebagai rumahnya selama lebih dari tujuh tahun. Ia tinggal di apartemen sewaan yang jaraknya hanya beberapa menit berjalan kaki dari Factory Nightclub, seperti dimuat oleh BBC, Selasa (7/1/2020).
Reynhard yang berasal dari Indonesia bisa dikatakan sebagai siswa abadi. Dia sudah memiliki empat gelar dan saat ini sedang menempuh pendidikan untuk mendapatkan gelar doktor. Namun, ceritanya jadi berbeda pada malam hari, di mana dia menjelma menjadi penjahat seks.
Dia dinyatakan bersalah karena melakukan narkoba, memperkosa, dan melakukan pelecehan seksual terhadap 48 pria, tetapi polisi yakin mereka termasuk di antara sedikitnya 190 korban.
Pihak kepolisian bisa sangat akurat tentang angka-angka ini karena Reynhard memfilmkan apa yang dilakukannya dan mengumpulkan apa yang disebut detektif "piala" - barang atau informasi yang dicuri dari korbannya.
Cara Reynhard Mendapat Korban
Reynhard Sinaga biasanya mendekati korbannya di jalan. Pemerkosa itu beroperasi di daerah kecil di sekitar tempat tinggalnya. Sasarannya adalah pria yang kebanyakan berusia akhir belasan atau awal 20-an yang sudah keluar untuk minum, dan sering berada di klub malam di dekatnya.
Beberapa korban sedang dalam perjalanan pulang ataupun terpisah dari teman.
Banyak dari korban yang terlalu mabuk untuk mengingat percakapan mereka dengan Reynhard, tetapi bagi mereka yang masih mengingatnya mengatakan bahwa tidak ada indikasi motif seksual.
Reynhard menggunakan berbagai dalih untuk membujuk masing-masing korban ke apartemennya.
Beberapa korban dapat mengingat bahwa mereka diberi minuman namun kemudian pingsan.